Jumat, 07 Juni 2013
Posted by Unknown

Nasib Artis dan Polling SMS

Ada yang masih ingat dengan acara AFI (Akademi Fantasi Indonesia)..? Saya ingat betul, ketika acara itu menggunakan sistem polling SMS (short message Sending) untuk mengeliminasi para pesertanya. Kala itu saya belum tahu betul apa fungsi dan keuntungannya dari sisitem seperti itu. Padahal keluarga yang bersangkutan mati-matian untuk mencari dukungan. Jika hanya mengandalkan SMS dari fans paling seberapa? untuk itu pihak keluarga lah yang mencari kesana kemari.

Tetapi, apa yang terjadi setelah mereka juara? kayaknya gak ada tuh yang tenar. Yang tenar paling yang produktif (benar-benar menekuni dunia ke-artis-annya).  Jika hanya mengandalkan popularitas tanpa dibarengi dengan produktiitas mana mungkin bisa laku. Inilah yang dilakukan oleh duo Tika dan Tiwi, menjadi Titu.

Pertanyaannya, kemana yang lain? kerja apa sekarang dan masihkah mereka menjadi artis hingga detik ini? Saya yakin tak ada seorang pun yang tahu nasib mereka. Setelah acara AFI selesai, karir merekapun selesai juga.  Kisah mereka pun hilang tanpa bekas, terlupakan olah tayangan yang lebih baru dan lebih asyik tentunya.

Tak hanya acara AFI saja, melainkan acara televisi yang hampir serupa. Misalnya saja : Dai Cilik, Dai Muda, Indonesian Idol, Indonesia Mencari Bakat, Idola Cilik, dan lain-lain. Bahkan acara terbaru, yang baru saja selesai adalah X Factor. Kenapa Sih masih ada yang mau ikutan? Tak jarang orang yang awam menjadi korbannya, apalagi dari pelosok dan dari luar Jakarta bahakan luar pulau Jawa.

Bagi mereka yang awam tentu belum paham betul terkait bagaimana “kebusukan” di dalamnya. Jika sudah masuk sepuluh besar, berapakah minimal uang yang mereka keluarkan untuk memberikan dukungan melalui polling SMS?? belum lagi jika sudah masuk lima hingga tiga besar. Persaingan itu tentu sangat kuat, dan begitu juga penegluaran yang semakin besar.

Uangnya habis, maka jelas akan tersingkir. Untuk itu mereka terus berusaha mencari pinjaman sana-sini. Kalau orangnya berduit sih gak masalah, habis 1 milyar atau 2 milyar dah biasa. Lah kalau orangnya pas-pasan? pinjam dari mana?? belum lagi kalau gak jadi juara… habis sudah. lagi-lagi yang diuntungkan siapa??? apakah pihak televisi yang menayangkan akan ikut bertanggung jawab?? justru mereka tetap meraih keuntungan.

Saya lebih senang dengan penjurian tanpa menggunakan polling SMS. Selain lebih fair, persaingan diantara kontestan juga tetap sportif. Yang tidak bagus lah yang pasti tersingkir. Bagi mereka yang tampil baik akan terus belajar lebih baik lagi. Saya mengapresiasi Stand Up Comedy, di saat televisi yang lain gencar-gencarnya menggunakan sistem Polling SMS, tetapi mereka tidak malah ikut-ikutan. Inilah yang seharusnya ditiru dalam menseleksi siapa yang pantas mencari juaranya…

Jika anda ingin menjadi korban acara Polling SMS seperti mereka, pikirlah beribu-ribu kali…. Jika sudah siap, silakan saja. [zah]

Silakan buka juga di Kompasiana

.

0 komentar "Nasib Artis dan Polling SMS"