Senin, 20 Mei 2013
Posted by Unknown
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Nonton
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku terharu terhadap seluruh adegan film 'Sang Kiai'. Seluruh kisah perjalanan hidup KH Hasyim Asy'ari mampu menggambarkan perjuangan tokoh pendiri NU tersebut selama hampir dua jam.
"Kita tahan perasaan tadi, rasa haru, air mata kita mengalir tadi. Marilah kembali dari tempat ini memberi rasa hormat kepada ulama, pemimpin politik, prajurit dan rakyat semuanya yang mengorbankan yang dimiliki waktu itu untuk merah putih," kata SBY saat memberi kesannya pada film 'Sang Kiai' di Epiwalk XXI, Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/5).
Menurut SBY, dari tayangan film tersebut menggambarkan tidak ada perbedaan antara Islam dengan Indonesia. Melalui Nahdlatul Ulama yang berdiri di depan, mampu menyatukan pandangan dan tidak memisahkan keduanya dari arti kemerdekaan.
"NU berdiri di depan untuk tidak mendikotomikan antara paham Islam dan kebangsaan. Ini kekuatan kita untuk berdirinya negara kesatuan republik Indonesia," lanjutnya.
Dari tayangan film itu, SBY meyakini tidak mudah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia saat ini. Namun dengan perjuangan dan kerja keras seluruh rakyat tanpa memandang perbedaan, kemerdekaan pun berhasil tercapai.
"Dengan perjuangan waktu itu, Indonesia merdeka. Di antara kita bisa berbeda di posisi politik, beda apa pun, tapi untuk kedaulatan negara, keutuhan wilayah kita harus betul-betul bersatu," ujarnya diiringi tepuk tangan.
"Kita tahan perasaan tadi, rasa haru, air mata kita mengalir tadi. Marilah kembali dari tempat ini memberi rasa hormat kepada ulama, pemimpin politik, prajurit dan rakyat semuanya yang mengorbankan yang dimiliki waktu itu untuk merah putih," kata SBY saat memberi kesannya pada film 'Sang Kiai' di Epiwalk XXI, Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/5).
Menurut SBY, dari tayangan film tersebut menggambarkan tidak ada perbedaan antara Islam dengan Indonesia. Melalui Nahdlatul Ulama yang berdiri di depan, mampu menyatukan pandangan dan tidak memisahkan keduanya dari arti kemerdekaan.
"NU berdiri di depan untuk tidak mendikotomikan antara paham Islam dan kebangsaan. Ini kekuatan kita untuk berdirinya negara kesatuan republik Indonesia," lanjutnya.
Dari tayangan film itu, SBY meyakini tidak mudah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia saat ini. Namun dengan perjuangan dan kerja keras seluruh rakyat tanpa memandang perbedaan, kemerdekaan pun berhasil tercapai.
"Dengan perjuangan waktu itu, Indonesia merdeka. Di antara kita bisa berbeda di posisi politik, beda apa pun, tapi untuk kedaulatan negara, keutuhan wilayah kita harus betul-betul bersatu," ujarnya diiringi tepuk tangan.