Jumat, 07 Maret 2014
Posted by Unknown

Antusiasme Warga Kampung Kedokan

Rabu (19/02/14) survei ke kampung Kedokan. Cuaca sore itu sedikit mendung dan jalanan becek bercampur lumpur. Kondisi ini juga diperparah dengan kondisi jalan yang sampai hari ini belum ada perbaikan dari pemerintah. Entahlah, apa karena belum ada dana, atau sebenarnya sudah ada tetapi mengalir ke kantong sendiri.

Kondisi jalanan yang rusak dan berlumpur itu menemani perjalanan kami hingga ke kampung Kedokan. Di sana kami disambut dengan hangat oleh Sarif selaku tuan rumah, dan tak berapa lama kami ngobrol, minuman teh panas pun datang. Sesekali kami menikmati hidangan yang sudah disuguhkan disela-sela membahas agenda untuk tanggal 22 Februari 2014 nanti.

Kami diskusi terkait konsep, materi dan hal-hal yang dibutuhkan. Tetapi, Asep katanya belum pasti. Apakah nanti bisa ikut hadir  atau tidak, saat itu Asep tidak berani untuk memastikan hadir. Pasalnya, tanggal 22 Februari 2014 Asep masih ada acara di Cilegon, katanya. Tetapi Asep berusaha untuk bisa datang dan hadir ke acara ini.

Karena waktu sudah larut sore, kami pun izin untuk pulang. Tetapi tuan rumah menawari makan dan semuanya sudah disiapkan. Meski merepotkan, dan sangat sungkan kami pun meng-iya-kan. Selesai makan sore, kami sholat Ashar berjama'ah di rumah Syarif. Selesai sholat kami berpamitan.

Persiapan Sebelum Acara

Hari Sabtu (22/02/14) pukul 10.30 Syarif tiba di rumah. Kami sudah janji untuk menyiapkan materi yang akan diberikan nanti malam. Tak tak terasa waktu dzuhur tiba dan hujan pun turun. Selepas shalat dzuhur kami melanjutkan persiapan materi, begitu selesai, hujan juga sudah agak reda. Karena dirasa cukup reda, kami pun berangkat ke rumah Asep untuk mengambil infocus.

Meski gerimis kecil menemani perjalanan kami ke Kampung Calingcing dan ke Kampung Kedokan, rasanya terbayar sudah ketika menyaksikan antusiasme anak-anak Kampung Kedokan untuk menyaksikan acara yang akan kami suguhkan. Bahkan ketika kami tiba dengan membawa infocus, anak-anak langsung bersiap-siap.

Antusiasme anak-anak luar biasa, sehingga banyak yang berdatangan. Karena takut salah paham, akhirnya kami sampaikan acaranya nanti setelah ngaji. “Kalau belum ngaji nanti gak boleh ikutan pokoknya…. jadi harus ngaji dulu ya….” Bujuk Kak Amir. Untung saja mereka pun mengerti dan meng-iya-kan apa yang disampaikan tadi.

Setelah dicoba, ternyata temboknya agak kurang putih. Akhirnya kami sempatkan sejenak untuk mencat dinding tersebut, khususnya pada bagian yang akan dijadikan titik layar infocus. Meski hasilnya kurang signifikan dan nyaris tidak ada perubahan yang berarti, tetapi yang penting sudah berusaha.

Acara Berlangsung

Selepas sholat Magrib, ada sebuah pesan masuk. Pesan itu dari Syarif, isi pesan itu memberitahukan bahwa yang hadir itu malah kebanyakan ibu-ibu ketimbang anak-anaknya. Waktu itu hanya bisa tersenyum dan menyampaikan untuk tetap tenang dan biasa saja. Meski ini aneh tetapi harus diapresiasi. Toh ibu-ibu memiliki keingintahuan yang lebih, khususnya untuk kampung Kedokan.

Acara seharusnya dimulai pukul 19.30, tetapi karena datang terlambat maka acara baru dimulai pukul 20.15. Meski datang terlambat, kami sebisa mungkin untuk tampil seprofesional mungkin dan memberikan permohonan maaf atas keterlambatan ini. Karena acara sudah dibuka oleh Kak Mimin dan Kak Sarif, maka Kak Amir langsung masuk dan menyampaikan materinya.

Materi yang disampaikan yaitu tentang dream trigger (menggerakan mimpi). Hampir sama dengan roadshow yang pertama, hanya saja konten nya diubah dan ditambahkan games dan tontonan yang berbeda. Tetapi secara keseluruhan konsepnya sama dengan sebelumnya. Tak ketinggalan lagu-lagu dan hadiah menjadi rangkaian yang wajib dalam menyampaikan materi pada malam itu.

Karena ada ibu-ibu di luar, tak lupa pertanyaan itu juga diberikan khusus untuk ibu-ibu. Bagi yang mampu menjawab maka berhak mendapatkan hadiah dari pemateri. Meski tak seberapa tetapi sangat cocok untuk menarik keaktifan mereka. Karena dirasa sudah cukup, kini saatnya bagian Kak Asep yang berbagi ilmu dan pengalaman dengan para peserta.

Meski sempat pulang ke rumah dan hanya menaruh barang-barang, Kak Asep tetap menyempatkan hadir. Dari wajahnya terlihat raut wajah kecapekan, tetapi di hadapan peserta Kak Asep berusaha tampil semaksimal dan seprofesional mungkin. Terbukti para peserta seolah disihir dibuatnya, dengan kisah-kisah perjalanannya ketika mengunjungi negri nan jauh disana, yaitu Korea.

Tak lupa, Kak Asep juga memberikan video tentang perjalanannya ketika hendak berangkat dan sesudah berada di sana. Semua itu bisa terwujud karena berawal dari mimpi. Berawal dari sebuah cita-cita. Cita-cita itu tidak akan terwujud kalau hanya sebatas dibayangkan, tanpa ada upaya dan usaha yang sungguh-sungguh untuk mewujudkannya.

Untuk mewujudkannya, tentu dengan cara –cara yang sangat menyakitkan dan itu tak mudah. []


.

0 komentar "Antusiasme Warga Kampung Kedokan"